Metode Ilmiah dan Implementasinya

metode ilmiah dan implementasinya

assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

hai semua para sobat vandedjoel. kali ini saya akan mempublish sebuah postingan tentang metode ilmiah dan implementasinya. kenapa saya memposting ini ya karena iseng aja sih, dan postingan ini ialah salah satu tugas kuliah saya kali aja ada yang punya tugas seperti ini dan semoga bisa membantu. langsung saja kita ke topik pembahasannya.

Pengertian Metode Ilmiah

Kata metode berasal dari bahasa Yunani methodos yang merupakan gabungan dari kata depan meta (menuju, melalui, mengikuti) dan kata benda hodos (jalan, cara, arah). Metode ilmiah berarti cara bertindak menurut sistem aturan tertentu.
Menurut Yahya ( 2010 ) menjelaskan bahwa segala kebenaran dalam ilmu alamiah terletak pada metode ilmiah. Sedangkan menurut Suastra, I Wayan (2005) menyatakan bahwa metode ilmiah adalah cara dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah, yang merupakan sintesis antara berpikir rasional dan bertumpu pada data empiris.
Jadi metode ilmiah adalah suatu caSra yang digunakan untuk mendapatkan informasi-informasi (fakta-fakta) tentang berbagai fenomena alam dan kehidupan yang disusun secara sistematis, objektif dan logis.

Syarat Metode Ilmiah

pengetahuan dapat dikatakan ilmiah bila pengetahuan itu memenuhi empat syarat, yaitu : Objektif,Metodik,Sistematik,Dan Berlaku Umum.
1.                  Objektif, artinya pengetahuan itu sesuai dengan objeknya. Maksudnya adalah bahwa kesesuaian atau dibuktikan dengan hasil pengindraan atau empiri.
Contoh : Galileo dapat dianggap tokoh perintis pengetahuan alam karena ia pembrani menentang kepercayaan yang ada pada masa itu yang berlawanan dengan  hasil pengamatannya. Ia mengejarkan kepada murid-muridnya untuk tidak begitu saja mempercayai ajaran Aristoteles dan hendaknya melakukan eksperimen sertamembuat kesimpulan atas hasil observasinya itu. Singkatanya, Galileo menddambakan kebenaran yang objektif atas dasar empiri.
2.                  Metodik, artinya pengetahuan itu diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu dan terkontrol.
3.                  Sistematik, artinya pengetahuan itu diperoleh dengan suatu sistem, tidak berdiri sendiri; satu dengan yang lain saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh.
4.                  Berlaku umum, artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau dapat di amati oleh seseoarang atau oleh beberapa orang saja, tetapi semua orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten.
Contoh : Melalui  teropongnya Galileo menemukan adanya gunung-gunung di bulan. Pengetahuan ini tak hanya berlaku bagi Galileo tetapi setiap orang bila menggunaan teropong yang  sama, yaitu bahwa di bulan ada gunung-gunung.

Langkah – Langkah Operasional Metode Ilmiah

Menurut Hendro, Dkk ( 2002 ) mengemukakan bahwa langkah – langkah operasional metode ilmiah dijabarkan dalam langkah – langkah sebagai berikut : ( Ichan Aridanu , 2014 : 34 ).
1)      Perumusan masalah
Yang dimaksud dengan perumusan masalah disini adalah merupakan pernyataan apa, mengapa, ataupun bagaimana tentang objek yang di teliti. Masalah itu harus jelas batas-batasnya serta dikenal faktor-faktor yang mem-pengaruhinya.
2)      Penyusunan hipotesis
Yang dimaksud dengan hipotesis adalah suatu pernyataan yang menunjukan kemungkinan-kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, hipotesis merupakan dugaan yang tentu saja didukung oleh pengetahuan yang ada. Hipotesis juga dapat di pandang sebagai jawaban sementara dari permasalahan yang harus diuji kebenarannya dalam suatu observasi atau eksperimentasi.
3)      Pengujian hipotesis
Yaitu berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang telah diajukan untuk dapat memperlihatkan apakah fakta-fakta yang mendukung dipotesis tersebut atau tidak. Fakta-fakta ini dapat diperoleh melalui pengamatan langsung dengan mata atau melalui teleskop atau dapat juga melalui uji coba atau eksperimentasi, kemudian fakta-fakta itu dikumpulkan melalui pengindraan.
4)      Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan ini didasarkan atas penilaian melalui analisis dari fakta-fakta (data), untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan itu diterima atau tidak. Hipotesis itu dapat diterima bila fakta-fakta yang di kumpulkan itu mendukung pernyataan hipotesis. Bila fakta-fakta tidak mendukung maka hipotesis itu di tolak. Hipotesis yang di terima merupakan suatu pengetahuan yang kebenarannya telah diuji secara ilmiah, dan merupakan bagian dari pengetahuan.

Kriteria Metode Ilmiah

Suatu Pengetahuan harus memiliki kriteria metode ilmiah, sebagai berikut :
1.       Berdasarkan fakta
Hal-hal yang didapatkan dari penelitian seperti berbagai keterangan, penjelasan, atau uraian untuk digunakan dalam analisanya harus berdasarkan fakta, bukan dari khayalan, perkiraan, legenda, atau kegiatan sejenisnya.
2.       Bebas dari prasangka
Menggunakan prasangka dan pertimbangan berdasarkan subjektif tidak termasuk dalam metode ilmiah, oleh karena itu dalam penelitian ilmiah harus bersifat bebas dari kedua hal tersebut serta menggunakan alasan dan bukti yang lengkap dan menggunakan pembuktian yang objektif.
3.       Menggunakan prinsip analisa
Prinsip analisa digunakan untuk memberikan arti terhadap fenomena yang kompleks. Tidak hanya itu semua masalah harus dicari penyebab dan pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis.
4.       Menggunakan hipotesa
Hipotesa digunakan untuk menjadi pedoman penelitian dan sekaligus pedoman pemecahan suatu masalah. Selain itu hipotesa digunakan untuk membantu dalam menentukan data yang harus dikumpulkan sehingga hanya informasi yang relevan dengan tujuan penelitian saja yang harus dikumpulkan.
5.       Menggunakan ukuran objektif
Penggunaan ukuran yang objektif harus ada dalam sebuah penelitian atau analisa. Karena dalam penelitian tidak benarkan dengan menggunakan metode perkiraan, atau dengan perasaan.
6.       Menggunakan teknik kuantifikasi
Ukuran-ukuran yang dapat diperlakukan dengan teknik kuantifikasi antara lain adalah ton, mm per detik, ohm, kilogram dan sebagainya. Kuantifikasi yang paling mudah adalah dengan menggunakan ukuran nominal, ranking, dan rating.

Kekurangan Dan Kelebihan Metode Ilmiah

Kekurangan metode ilmiah sebagai berikut :
Semua kesimpulan ilmiah atau kebenaran ilmiahy termasuk ilmu pengetahuan alam bersifat tentatif, yang artinya kesimpulan itu dianggap benar selama belum ada kebenaran ilmu yang dapat menolak kesimpulan itu, sedangkan kesimpulan ilmiah yang dapat menolak kesimpulan ilmiah yang terdahulu, menjadi kebenaran ilmu yang baru. Kekurangan lain dari metode ilmiah adalah tidak dapat menjangkau untuk  membuat kesimpulan yang bersangkutan dengan baik dan buruk atau sistem nilai, tentang seni dan keindahan, juga tidak dapat menjangkau untuk menguji adanya Tuhan ( Ichawan Aridanu, 2014 :34 – 35 ).
Sedangkan kelebihan  dari metode ilmiah yaitu :
Ilmu atau IPA mempunyai ciri khas yaitu obyektif, metodik, sistematik, dan berlaku umum. Dengan  sifat – sifat tersebut , maka orang yang yang berkecimpungan atau selalu berhubungan dengan ilmu pengetahuan atau selalu berhubungan dengan ilmu pengetahuan atau terbimbing sedemikian rupa hingga padanya terkembangkan suatu sikap metode ilmiah( Ichwan Aridanu, 2014 : 35 ).

Peranan Matematika Terhadap IPA

Menurut dugaan sejarah, kemampuan manusia untuk mulai dapat menulis sama tuanya dengan kemampuan manusia untuk dapat berhitung, yaitu sekitar 100 abad yang lalu. Tulisan itu pada hakekatnya simbol dari apa yang ia tulis ( Ichawan Aridanu, 2014 : 90 ).
Berhitung, pada awal mulanya berbentuk korespondensi persatuan dari onyek yang dihitung. Misalnya sesorang ingin menghitung berapa jumlah ternaknya, maka ternak itu dimasukkan ke dalam kandang satu persatu. Tiap ekor diwakili oleh satu batu kecil, maka jumlah ternaknya adalah jumlah batu kecil itu. Dengan sekantung batu-batu itu ia dapat mengontrol apakah ada ternak yang belum kembali atau hilang atau malah bertambah karena beranak.
Jadi, setiap awal kehidupan manusia matematika itu merupakan alat bantu untuk mengatasi setiap permasalahan menghadapi lingkungan hidupnya. Sumbangan matematika terhadap perkembangan IPA sudah jelas bahkan boleh dikatakan bahwa tanpa matematika IPA tidak akan berkembang. Hal ini disebabkan oleh karena IPA menggantungkan diri dari metode induksi. Dengan metoda induksi semata tak mungkin orang mengetahui jarak antara bumi dan bulan atau bumi dnegan matahari, bahkan untuk menyatakan keliling bumi saja hampir tidak mungkin. Berkat bantuan matematikalah maka Erathotenes (240 SM) pada zaman Yunani dapat menghitung besarnya bumi dnegan metode gabungan antara induksi dan deduksi matematika sebagai berikut:
Pada tanggal 21 juni di Syene (Mesir) pada tengah hari matahari berada tepat di atas kepala. Saat yang mana di kota Alexandria yang jauhnya 500 Mil tepat berada disebelah utara Syene matahari jatuh dnegan membentuk 7,4o . Ini dapat diukur melalui bayang-bayang sebuah tongkat. Dengan asumsi bahwa bumi ini bulat maka keliling bumi atau besarnya bumi dapat dihitung secara matematika. Erathotenes sampai pada kesimpulan bahwa keliling bumi adalah 24.000 mil dan garis tengah bumi adalah 8.000 mil (  Ichwan Aridanu, 2014 : 91 ).
Hipparchus (150 SM) dapat menghitung jarak bumi ke bulan. Perhitungannya diilhami oleh ajaran Aristoteles yang menyatakan bahwa bulan terletak di anatar bumi dan matahari, juga diilhami oleh gerhana bulan dimana bayang-bayang bumi pada bulan dipergunakan untuk memperkirakan besarnya bumi. Ia berkesimpulan bahwa jarak bumi ke bulan adalah 24.000 mil.
Aristarchus juga secara matematika mencoba menghitung jarak bumi ke matahari. Namun karena kesalahan instrumen ia berkesimpulan bahwa jarak bumi ke matahari itu adalah 20 kali jarak bumi ke bulan, padahal jarak yang benar adalah 400 kali (Ichwan Aridanu, 2014 : 91 ).
Jadi, Matematika dalam IPA memiliki peran dan hubungan erat baik dalam hal bahasa maupun hitungan dan sebagainya. Matematika menjadi dasar perhitungan dan logika untuk mempelajari ilmu – ilmu lain.  Sebagaimana yang telah kita dengar bahwa memank ilmu matematika adalah gudangnya ilmu dari semua bidang ilmu yang ada ( Ichwan Aridanu, 2014 : 92 ).

IPA Kuantitif dan Kuallitatif
Pada abad ke- 17 penemuan – penemuan yang diperoleh olehcopernicus sampai galilieo merupakan perintis ilmu pengetahuan. Artinya ialah bahwa penemuan tersebut berdasarkan empiri dengan metode induksi yang objektif dan bukan atas dasar dedukasi filosofik seperti pada zaman yunani atas berdasarkan mitos ( Darnodjo, 2012 : 28 ).
Terkait penjelasan diatas, maka Ilmu Pengetahuan Alam Kualitatif adalah penemuan – penemuan berdasarkan empiri dengan metode induksi yang objektif dan bukan atas dasar filosofik
Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan induksi ( eksperimen ) dan deduksi ( perhitungan matematik atau statistik ). Jadi, IPA Kuantitatif adalah ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh metode ilmiah yang didukung oleh data kuantitatif. IPA  kuantitatif juga disebut IPA modern.Berdasarkan uraian diatas, maka IPA dapat dibedakan antara IPA kualitatif dan IPA kuantitatif atas dasar penarikan kesimpulan statistik ( Darnodjo,Dkk, 2012 : 28 – 29).


Cukup sekian postingan saya tentang metode ilmiah dan implementasinya ini, semoga postigan saya ini mudah dipahami dan semoga juga apa yang saya bagikan ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih. dan satu lagi please like and share artikel saya ini jika bermanfaat bagi anda dan jangan lupa untuk me-like fanpage saya di sidebar atas dan please join site saya ini ya, thank's. sampai jumpa di postingan selanjutnya.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Comments